Sabtu, 03 Agustus 2013

Kemarau, Peternak Sapi Perah Sulit Dapat Rumput



Satu bulan ini, adalah masa paling sulit bagi peternak sapi perah yang tersebar di wilayah Kecamatan Sidomukti, Salatiga. Pasalnya, sejak sebulan lalu mereka sudah mulai kesulitan mendapatkan rumput untuk pakan ternak sapi perah mereka karena kemarau. Akibat minimnya rumput, para peternak pun harus bekerja ekstra keras untuk bisa mendapatkan rumput, terutama rumput gajah sebagai pakan ternaknya.

Kemarau, Peternak Sapi Perah Sulit Dapat Rumput [ www.BlogApaAja.com ]

Tetapi, ternyata bukan hanya soal sulitnya mendapatkan rumput yang dihadapi mereka, melainkan juga soal harga susu yang terus turun. Hardi (65), misalnya. Peternak sapi perah di RT 03 RW 06 Warak Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Sidomukti Salatiga, mengaku harus berjalan kaki menuju pinggiran Danau Rawa Pening, Tuntang Kabupaten Semarang. Padahal, jarak di tempatnya ke Rawa Pening, ada sekitar 7 kilometer. Tapi, demi mendapatkan rumput gajah segar untuk ternak sapinya, hal itu tak menjadikan halangan bagi dirinya.

"Terpaksa kami lakukan karena rumput gajah dan rumput kalanjana yang selama ini menjadi tumpuan bagi ternak sapi perahnya tidak tumbuh lagi di ladang dan di pekarangan rumahnya," ujar Hadi. Peternak sapi perah lainnya, Bagio (42), warga Tegalsari Kelurahan Mangunsari, Sidomukti, Salatiga, juga merasakan hal serupa seperti dialami Hardi. Dengan empat sapi perahnya, saat musim kemarau seperti saat ini, dirasakannya sangat menyulitkan. Sebab, untuk mencukupi pakan ternak sapi perahnya, ia terkadang harus membeli rumput gajah atau rumput kalanjana dengan harga Rp 10.000 - Rp 15.000 per ikat.

"Padahal, untuk pakan ternak sapi perah, tidak hanya cukup rumput namun perlu ditambah katul dan konsentrat agar asupan gizi untuk ternak sapi perah tercukupi. Kalau tidak, susu yang dihasilkan akan berkualitas jelek dan membuat harganya semakin murah," ungkapnya. Perjuangan berat para petani sapi perah untuk bisa mendapatkan rumput dan kualitas susu yang baik, ternyata kurang seimbang dengan harga susu yang dihasilkannya. Pasalnya, di tingkatan peternak, harga susu sangat murah, yakni Rp 3.000/kilogram.

"Serba salah untuk peternak sapi saat musim kemarau seperti sekarang ini, rumput sulit didapatkan dan harga susu pun relatif murah," keluh Hardi, Jumat (3/8) sore. Jika sudah seperti ini, imbuh Hardi, peternak sapi perah biasanya hanya bisa pasrah seraya menunggu hujan tiba dan rumput gajah dan rumput kalanjana kembali tumbuh untuk pakan ternaknya. Sehingga, kerugiannya tidak tambah banyak.

"Saat seperti ini serba susah, cari rumput susah, terkadang harus membeli rumput juga sementara harga susu malah murah. Namun bagi kami tidak ada jalan lain kecuali memerah susu dan menjualnya untuk menutup kebutuhan," jelasnya. Bagio juga merasakan hal serupa. Dia menandaskan, kemarau ini adalah waktu yang sulit bagi peternak sapi perah karena disamping sulit mencari rumput, juga harga susu pun murah. "Ya mau apalagi, bagi rakyat kecil ya harus menerima saja. Semoga saja cepat turun hujan dan harga susu bisa kembali naik," harapnya.

Follow On Twitter

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.